Sunday, May 5, 2013

I Just Wanna Live


I Just Wanna Live by Good Charlotte

Bila dicermati lirik lagunya cukup bikin *jleb* juga hehehe
Sekarang ini kayaknya sangat sedikit sekali orang yang menghargai kehidupan seutuhnya. Semuanya berfokus hanya pada materi, uang, gengsi, dan lain-lain. Terus yang baca pasti berkilah, "Lah kalau gak punya semuanya mana bisa kita hidup ?".

Hayoo gimana yaa ? 8D

Kejadian akhir-akhir ini menyadarkanku bahwa semua materi, uang, gengsi, dll itu tidak akan berarti jika manusia tidak bisa hidup dengan baik. Penyebabnya adalah karena sakit, sakit badan maupun mental. Dan sakit itu pun ternyata penyebabnya yaa manusia yang kurang menghargai kehidupan. Dengan memfokuskan diri demi mengejar materi, uang, gengsi, dll itu jadi kurang menjaga kesehatan tubuhnya (banyak bekerja, kurang istirahat), atau pun kurang menjaga kesehatan mentalnya (kurangnya waktu bersama yang dicintai, atau pun karena memberikan pikiran menjadi kuasa atas tubuhnya). Ketika menyadari hal ini, ternyata semuanya berhubungan bagai lingkaran setan.

Kondisi mentalku sekarang berada dalam keadaan proses penyembuhan, karena selama hidupku yang dilatih hanya proses berpikir terus-menerus sehingga pikiran-ku merasa diberikan kekuasaan, membuatnya menjadi diktator, dan sangat membahayakan kehidupanku. Pikiran jenius yang tidak dibarengi dengan menghargai kehidupan, kacau. Ternyata apa yang diharapkan dengan mengerjakan soal terus-menerus, belajar dengan rajin demi nilai bagus, demi masuk sekolah yang bagus dan terkenal, demi menyenangkan orang lain, demi apa kata orang, demi punya banyak teman, demi gengsi, demi dapat hadiah (sesuatu barang yang diinginkan) saat rangking bagus di akhir semester, akhirnya semua materi di dunia dimensi ke-3 ini membawa keburukan bagi diri sendiri. Pada kasusku bahkan demi itu semua, aku lupa untuk menghargai diri sendiri, menghargai kehidupanku sebagai manusia. Miris.

Masih banyak contoh lain. Saat aku di rumah sakit menemani Mama yang sedang dirawat inap, aku melihat banyak hal pula yang menggugah hatiku. Rumah sakit swasta itu cukup bagus dan berada di perumahan elite. Gak heran kalau yang datang pasti banyaknya dari golongan menengah ke atas. Wah di daerah parkiran yaa (saat ku lihat dari ruang rawat di lantai 8) mobil-mobil yang parkir rata-rata mobil mewah wuihhh cukup menghibur juga melihat yang indah-indah di kalan bosan. Oke kita gak akan bahas mobilnya, kita bahas yang punya mobilnya. Betapa sedihnya punya mobil mewah yang indah, tapi gak bisa menikmati berkendara dengan mobil itu karena sakit. Makin nambah yaa mirisnya. Apalagi kalau divonis tidak bisa berkendara dengan mobil atau bahkan hanya bisa menjadi penumpang mobil itu dengan waktu yang terbatas, makin merasa kasihan. Padahal mati-matian berjuang untuk sukses agar bisa membeli materi, tapi akhirnya malah tidak bisa menikmati apa yang diperjuangkan. :(

Nah yang makin membuatku makin sadar akan menghargai kehidupan, pada pagi hari di lantai dasar rumah sakit terdapat teras yang dipakai untuk berjemur bagi pasien yang dalam pemulihan dari operasi atau sakit-berat-entah-apa yang membuat mereka cuma bisa diam di kursi roda. Saat kulihat kebanyakan dari mereka ditemani oleh orang yang sepertinya bukan keluarga (bukan rasis, tapi fakta yang terlihat pasti bisa lah yaa kita membedakan keturunan ras Chinese dan ras pribumi). Entah mungkin keluarga mereka sibuk mengejar materi, dll itu atau mungkin keluarganya kurang peduli karena mungkin dalam keluarganya kurang menghargai hubungan antar personal, akibat dari budaya mengejar materi sehingga lupa untuk menghargai kehidupan.

Apakah dengan beragama dan beribadah dengan rajin termasuk dalam menghargai kehidupan ? Menjalankan perintah agama dengan baik itu adalah cara dan alat supaya kita bisa menyadari jati diri kita sebagai manusia, sehingga kita bisa menghargai kehidupan kita. Sayangnya manusia dibatasi dengan pikirannya sehingga banyak yang salah kaprah menjalankan perintah agamanya tersebut. Tidak sedikit kok yang wah ibadahnya rajin, tapi tetap tidak menghargai kehidupan (apalagi kehidupan manusia lain yang menganut agama yang berbeda). Jadi apa yang salah ? Agamanya ? Bukankah aneh menyalahkan cangkul pada kasus pembunuhan, karena petani yang empunyanya menjadikannya alat untuk membunuh pesaingnya yaitu petani lain padahal fungsi asli cangkul tersebut adalah alat untuk mencangkul tanah ?

Jadi mendekatkan diri kepada Sang Pencipta belum tentu membuat kita menghargai kehidupan kita, kalau kita masih menutup hati dan membiarkan pikiran terbatas kita menguasai. Mengetahui jati diri kita memang tidak mudah, harus berlatih kembali mengendalikan pikiran, berlatih mendengarkan keinginan jiwa kita, semua demi mengetahui jati diri kita sebagai manusia.

Saat kita tersadar dan menyadari bahwa manusia itu punya jiwa yang abadi. Tugasnya adalah sebagai penyembah Sang Pencipta dan mengembangkan jiwanya dalam berbagai pengalaman kehidupan. Maka makna kehidupan adalah dengan hidup itu sendiri. Manusia bisa hidup dengan bekerja, layaknya semua makhluk ciptaan Tuhan dalam sistem kehidupan semuanya bekerja. Contohnya bumi, bumi selalu berotasi, meskipun manusia berada dalam kondisi bahagia, atau pun sedih, bumi tetap berotasi dan tidak pernah berhenti sampai Sang Pencipta menghendaki untuknya berhenti. Matahari akan selalu terbit di timur dan tenggelam di barat sesuai waktunya, meskipun manusia di atasnya lagi dalam konflik saling berperang. Karena manusia termasuk makhluk ciptaan Tuhan, maka kita pun harus seperti makhluk Tuhan lainnya di dalam sistem kehidupan ini yaitu bekerja untuk hidup. Mengetahui makna dari kehidupan dengan bekerja untuk hidup dan bekerja bersama makhluk lain dalam sistem kehidupan ini lah kita bisa menghargai kehidupan kita. Jika kita memfokuskan diri pada pekerjaan,pekerjaan apa pun, bukan pada materi atau pun segala hasil yang belum tentu itulah, maka kita akan menghargai kehidupan.

Karena kita terfokus untuk bekerja maka kita tidak akan overworking, lho kok bisa ? karena kita pasti akan menghargai tubuh kita dengan menjaganya dengan baik agar kita bisa melakukan pekerjaan demi terus hidup. Lalu karena kita berfokus untuk bekerja di dalam sistem kehidupan berarti kita harus bekerja bersama dengan makhluk ciptaan Tuhan yang ada, entah manusia, hewan, tumbuhan, dll, kita jadi makin menjaga hubungan baik dengan saling menyayangi dan mengasihi demi kelancaran pekerjaan kita agar kita selalu hidup. Menghargai kehidupan. Bekerja ini tidak terbatas akan apa pun. Manusia diberikan akal untuk memilih ini adalah kehendak bebas sebagai salah satu keajaiban dari Tuhan. Apa pun yang baik yang bisa dikerjakan.

Aku masih belum bisa memberikan contoh yang baik tentang menghargai kehidupan ini. Karena aku pun baru memulainya. Dengan banyaknya kejadian akhir-akhir ini yang membuat aku cukup sibuk, tapi ya aku sangat senang mungkin dengan terjadinya ini adalah tanda untuk memulai. Dengan bekerja, melakukan pekerjaan apa pun. Apa pun hasilnya, apa pun respon orang lain terhadap pekerjaanku, yang terpenting aku sudah berusaha untuk bekerja demi menghargai hidupku. Bukan demi materi, bukan demi mendapat nilai, bukan demi menyenangkan orang lain, bukan demi uang, bukan demi banyak teman, bukan demi gengsi, dll.
Tapi demi agar aku terus hidup sebagai sejatinya manusia.

I just want to live 
Don't really care about the things that they say  
Don't really care about what happens to me 
I just want to live



LinkWithin

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...