Monday, April 14, 2014

Dibalik Pencalonan Jokowi Menjadi Presiden



Ini bukanlah postingan kampanye, bukan pula membahas politik (karena bukan bidangku juga), namun akan membahas pengaruh tidak terlihat yang menyebabkan fenomena pencalonan Pak Jokowi menjadi Presiden. 

Pengaruh tersebut yaitu Kesadaran Kolektif.

Kesadaran Kolektif ini adalah suatu taraf sadar tertentu pada suatu kaum (jadi bukan hanya pada seseorang manusia saja) tentang suatu hal yang sama yang dapat mempengaruhi pikiran kaum tersebut. Pikiran dapat menghasilkan harapan atau pun rasa syukur tentang suatu hal yang membuat suatu hal tersebut bisa terwujud di dunia nyata.
Pikiran dari satu manusia saja bisa terwujud, bagaimana dengan pikiran suatu kaum yang dimiliki banyak manusianya tentang hal yang sama ?

Media lah yang memiliki andil besar dalam mempengaruhi kesadaran kolektif ini.

Bermula pada saat Pilkada Gubernur & Wakil Gubernur Provinsi DKI Jakarta kemarin. Media televisi nasional maupun radio dan bahkan internet selalu memberitakan hal-hal mengenai Pilkada ini. Terlihat sekali banyak berita mengenai Pak Handoko Joko Widodo (nama panjangnya Jokowi) yang adalah salah satu kandidat Gubernur yang dinilai memiliki prestasi dan karakter yang menarik. Ini membuat banyaknya dukungan tertuju padanya. Dukungan tersebut disebarkan pula oleh media nasional sehingga bukan hanya rakyat DKI Jakarta saja yang melihat tapi seluruh rakyat Indonesia.

Tentu saja pemberitaan tentang Pak Jokowi sebagai calon Gubernur DKI Jakarta yang dirasa kompeten ini telah mempengaruhi kesadaran kolektif seluruh rakyat Indonesia yang terjangkau oleh media nasional. Saat itu mulailah di pikiran para rakyat Indonesia pasti ada harapan, seandainya saja Pak Jokowi menjadi pemimpin di daerah mereka juga. Meskipun kita tidak tahu pastinya namun kemenangan Pak Jokowi di Pilkada sehingga menjadi Gubernur DKI Jakarta pun berpengaruh kepada euphoria seluruh rakyat Indonesia yang melihat berita. Padahal kemenangan itu hanyalah untuk DKI Jakarta saja, namun kesannya seperti semua rakyat Indonesia bersyukur akan kemenangan Pak Jokowi.

Nah Rasa syukur dalam pikiran kolektif semua rakyat Indonesia ini lah yang makin memperkuat harapan dari pikiran mereka. Seakan-akan Pak Jokowi telah menjadi pemimpin untuk semua rakyat di penjuru Indonesia yang melihat media nasional. Kekuatan pikiran yang ditambah rasa syukur akan mempercepat suatu harapan itu terwujud. Maka pencalonan Pak Jokowi sebagai Presiden Indonesia kali ini bukanlah karena Ketua Partainya yang menunjuk. Penunjukan dari ketua partainya hanyalah sebuah jalan. Keadaan pencalonan ini adalah proses mewujudnya harapan dari pikiran kolektif yang berdasarkan kesadaran kolektif seluruh rakyat Indonesia yang melihat riuhnya Pilkada Gubernur dan Wakil Gubernur DKI Jakarta tahun lalu dari berbagai media.

Jadi tidak usah aneh lagi jika nantinya ia menjadi Presiden Republik Indonesia. Semua karena kesadaran kolektif semua rakyat Indonesia. Jadi jika Pak Jokowi harus menjadi presiden maka rakyat DKI Jakarta harus ikhlas berbagi pemimpin, karena yang menginginkan Pak Jokowi menjadi pemimpin bukan hanya rakyat DKI Jakarta saja. ^^

Kesimpulan lainnya adalah memang kita harus hati-hati juga dengan kesadaran kolektif. Kadang ada suatu pemahaman di luar logika dari kesadaran kolektif tersebut yang kurang bisa kita terima namun kita jangan langsung memberikan penolakan secara terang-terangan akan hal itu karena itu akan sangat menyulitkan dan bisa membahayakan diri kita.
Maka Hargailah, berilah pengertian mengenai hal tersebut sambil tetap memegang keyakinan kita.
Sesuai juga dengan nasehat yang pernah kudengar bahwa, "Perubahan pada suatu kaum hanya dapat diubah oleh kaum itu sendiri.."
Jadi akan lebih baik biarkanlah kesadaran kolektif suatu kaum berubah karena perkembangan kesadaran kolektif kaum itu sendiri. (◦'⌣'◦)


No comments:

Post a Comment

LinkWithin

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...