Saturday, July 12, 2014

Curhatan PiipopH : Efek Pemilu Presiden 2014



Sudah hampir pertengahan bulan Juli tapi aku belum posting lagi di blog. Aku bingung juga harus menulis apa. Sepertinya ini efek dari hormon dan juga kesibukan. Saking sibuknya aku bahkan bingung harus mengerjakan tugas yang mana dulu. Padahal sudah tahu tingkat kesulitan dan tingkat kepentingan tugasnya, namun tetap saja berakhir dengan ketertundaan. Ini juga pertanda sifat perfeksionisku keluar lagi.

Akhir-akhir ini juga aku sedang sangat emosional. Aku tahu penyebabnya karena hormon, namun ini ditambah dengan adanya Pemilu Presiden RI kemarin. Media Sosial penuh dengan para pendukung kedua kubu yang saling menyebarkan informasi yang banyak diragukan kebenarannya juga saling serang satu sama lain. Ughh..pokoknya energi negatif di mana-mana deh, sampai eneg aku melihatnya. Tapi memang sesuatu yang buruk itu belum tentu buruk, karena ada hal baik yaitu aku jadi tahu sifat asli orang-orang di sekitarku.

Manusia itu saat mengetahui ada yang berbeda pendapat dengan dirinya, tubuh emosinya memberi tanda bahwa ada ancaman. Karena ancaman itu sifatnya tidak berwujud materi maka hanya dirasakan oleh tubuh emosi. Pikiran langsung menanggapi rasa ancaman dari tubuh emosi itu sama seperti menanggapi rasa ancaman dari tubuh fisik. Pikiran langsung masuk ke dalam mode survival / mode bertahan hidup. Mode ini terlihat dari respon manusia itu terhadap ancaman karena perbedaan pendapat tersebut. Biasanya manusia jadi lebih galak, lebih responsif, dan lebih waspada.

Tapi tidak semua manusia seperti ini, mungkin karena faktor fisik atau pun perbedaan perkembangan jiwa. Bagi yang jiwanya sudah berkembang pasti lebih bijak jika ada perbedaan pendapat. Karena mereka lebih memahami akar masalah yang terjadi dan bisa melihat masalah dari banyak sudut pandang. Perkembangan jiwa ini tidak berhubungan dengan umur fisik manusia. Jadi meskipun lebih tua belum tentu perkembangan jiwanya sudah lebih baik dari yang lebih muda. Maka dari itu, aku pun senang juga jadi bisa tahu perkembangan jiwa orang-orang di sekitarku dari respon mereka akan perbedaan pendapat yang terjadi mengenai Pemilu Presiden RI saat ini.

Jadi seperti yang sering kukatakan, "Ya..aku cukup tahu saja~"

Pendapatku sendiri mengenai pemilu presiden ini, kurasa cukup fantastis. Baru kali ini dihadapkan memilih 2 pasangan capres-cawapres. Pilihannya sedikit, sehingga lebih mudah dalam memilih. Kujelaskan bahwa aku memilih bukan hanya berdasarkan vision, jujur saja jika hanya berdasarkan hal tersebut maka aku tidak menghargai Sang Penciptaku yang telah memberikan otak yang cukup brilian untuk mempertimbangkan dari fakta yang ada. Orang tuaku sendiri bahkan bertanya siapa yang akan menang dan aku hanya bisa menjawabnya dengan tertawa. Aku memang terbiasa membiarkan apa yang sudah kulihat di vision untuk terjadi saja. Tanpa ada intervensi dariku untuk mengubah atau berusaha membuat orang mengubah apa yang akan terjadi di masa depan.

Ada beberapa alasan mengapa aku enggan mengintervensi apa yang akan terjadi di antaranya, apa yang terjadi di masa depan itu bisa berubah karena dunia ini bukan suatu yang linear yang hanya terdapat satu kemungkinan untuk terjadi. Dunia ini bergerak, perubahannya selalu dinamis, hasilnya selalu terdapat banyak kemungkinan. Alasan yang kedua adalah sesuatu yang akan terjadi pasti memiliki makna untuk orang-orang yang akan mengalaminya. Makna itu bisa saja menambah perkembangan jiwa orang tersebut. Mengintervensi apa yang akan terjadi akan merusak hal ini. Maka dari itu, aku sangat berusaha untuk menjadi pengamat saja.
Pada awalnya memang berat hanya diam saja, apalagi orang lain pun diberi informasi atau tidak pun mereka tidak mengerti maksud dibaliknya, tapi akhirnya aku tahu bahwa hidup sebagai manusia di dunia fisik memang seperti ini. Karena jika kamu sudah hidup di bumi dimensi ketiga ini artinya kamu sudah menerima apa pun yang akan terjadi pada hidupmu di sini. Tapi saat sudah di sini kita malah lupa, maka dari itu ujung-ujungnya melatih kesabaran dan keikhlasan dalam menjalani kehidupan akan sangat membantu menerima apa pun yang terjadi di kehidupan kita di bumi.

Kembali ke Pemilihan Presiden RI, siapa pun yang terpilih nanti bukan untuk menilai yang terpilih ini oke atau tim suksesnya hebat atau pun yang lainnya. Tapi siapa pun yang terpilih nanti adalah hasil dari pikiran kolektif masyarakat Indonesia, hasil dari kondisi mental rakyat Indonesia saat ini. Maka dari itu, apa pun hasilnya seluruh masyarakat Indonesia harus menghargainya karena itu wujud dari pikiran kolektif kita semua.

Karena tubuh emosi yang menonjol diakibatkan oleh hormon, maka harap maklum jika terlalu banyak demotivasional dari apa yang ditulis saat ini. Aku pun masih berusaha semangat, apalagi tugasku masih banyak karena habis lebaran ini sudah akan UAS. Semester 3 ini pun akan berakhir dan bulan depan sudah mulai semester 4.

Semangat untukku !
Semangat untuk kalian juga~ http://eemoticons.net



No comments:

Post a Comment

LinkWithin

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...