Wednesday, October 23, 2013

Going 23

I'm not feeling well today =_=;
Tapi tetap ingin bercerita mengenai hari bersejarah kemarin lusa. hehe.

Tanggal 21 Oktober 2013 kemarin, genap memasuki usia 23 tahun~ yay~
Mungkin aslinya sudah beribu-ribu tahun kali yaa hidupnya wkwkwk, namun sebagai Yessi baru 23 tahun kok, jadi masih muda~ XD


*birthday cake made by my Mom* 

Berterima kasih juga buat yang mengirim hadiah~
They're so adorable~
Senangnyaaaa~ XD





Senangnya juga karena hari itu pun bertepatan dengan hari perayaan ke 59 bulan diriku dengan BiibopH~
Happy 59th month with BiibopH~



Mungkin kalau perbedaan telah memasuki usia ke 23 tahun sih belum terasa bedanya.
Namun ya karena nambah ilmu pengembangan karakter setelah kembali mulai kuliah di tempat yang berbeda, aku semakin mengenal diri sendiri.
Makin mengenal diri, semakin menyenangkan~
Jadinya semakin berani dan percaya diri.
Keinginanku selanjutnya gak muluk sih, selalu menjadi diri sendiri sebaik-baiknya di situasi apa pun yang terjadi.
Semua hal, yang baik mau pun yang buruk pasti akan cepat lewat...

Jadi fokuslah pada usaha dengan memberikan yang terbaik sesuai kemampuan, and give the rest to God



23, here i come~ :D



Saturday, October 19, 2013

Maket Kertas

Akhirnya Hell Week terlewati dengan indahnya~
Setelah hampir seminggu selalu begadang dan tidur selalu dibatasi, maka selelsailah tugas UTS Basic Design Studio 1.
Pameran UPH Architecture 2013 yang mulai dibuka kemarin 18 Oktober 2013 adalah deadline dari tugas kami.
Tunggu laporan exhibition-nya yaa~ XD

Sekarang yang ingin aku jelaskan adalah mengenai salah satu tugas yang aku pamerkan yaitu hasil dari tugas pembuatan maket kertas.
Tugas ini adalah pemanasan bagi kami, karena banyak dari kami belum pernah membuat maket.

Mengapa harus kertas ?

Dalam pembuatan maket, kertas ini adalah bahan yang cukup mudah pembuatannya. Banyak operasi yang bisa kita lakukan pada kertas yaitu, melipat, membuka, menoreh, memotong, membelokan, menyendi, memelintir, dan lainnya. Operasi ini dapat membuat kertas menjadi bentuk - bentuk yang menarik. Contoh hasil bentukan yang biasa kita temui dari seni melipat kertas yaitu origami.



Di tugas pertama, kami disuruh membuat suatu bentuk dari kertas konstruk 100gr-200gr berukuran A4 dengan berbagai operasi yang telah dijelaskan. Inilah yang aku buat~



Awalnya ingin berkonsep seperti sayap burung, namun jadinya seperti orang yang sedang tolak pinggang ya ? hahaha
Operasi yang aku lakukan dalam membentuk tugas pertama ini adalah menoreh, melipat, membuka, memotong, membelokkan, dan menyendi. Prinsip desain yaitu simetri terlihat sekali karena ada kesamaan dari bagian kanan dengan bagian kirinya. Seolah-olah bagian kiri adalah hasil cerminan dari bagian kanan.

Tugas kedua hanya mengenai bentukan operasi yang digunakan di tugas pertama. Jadi mari lanjut ke tugas ketiga. Tugas ketiga ini sebenarnya hanya fokus kepada operasi. Jadi kami harus membuat sebuah bentuk dengan operasi yang sama pada tugas pertama. Lalu inilah yang aku buat. 



Konsepnya itu untuk membuat bentukan mirip shelter.



Namun jika ini benar-benar terbangun sepertinya fungsi shelter-nya kurang yaa, lebih ke estetisnya aja hehehe.
Kata BiibopH sih dari semua bentukan yang aku buat, yang ini terlihat paling baik.

Berlanjut ke tugas keempat, sudah ada suatu hal yang harus kami masukkan ke dalam perancangan bentukan kami. Ada prinsip desain yaitu irama yang harus kami penuhi. Irama itu mengenai kecepatan yaitu kesan lambat menuju cepat. Lalu juga organisasi ruang yang linear. Akhirnya inilah bentukan yang aku buat.



Bentukan ini memiliki organisasi linear yang dalam sudut pandangku itu dari atas menuju ke bawah. Terlihat pada bentukan hasil bagian yang dipotong dan dibelokkan ke dalam membuat suatu bentukan seperti oval. Makin ke bawah bentukan oval makin memanjang sehingga terkesan dari lambat menjadi semakin cepat. Begitu. :p



Tugas yang paling lama dibuat, padahal cuma diberi waktu satu jam saja. Tapi alasan manusia seperti mengantuk dan lelah membuat makin lambat pengerjaannya. Jadi saat sudah harus masuk kelas lagi, masih sibuk membelokan bagian yang sudah dipotong itu. =_=

Selanjutnya tugas kelima hampir sama dengan tugas keempat, namun bedanya dari bagian irama harus berkesan dari cepat ke lambat. Ini bentukan yang paling sederhana yang aku buat. Mungkin karena sudah sore dan mulai lelah serta hilangnya fokus dan konsentrasi menjadi bingung harus membuat apa lagi. Jadinya begini deh.



Sederhana banget kan ? hahaha..orz..
Bagusnya lagi, sudah membuatnya sangat sederhana akhirnya tertunjuk harus presentasi di depan kelas. Rasanya saat itu ingin segera berganti muka dulu sebagai orang lain dan berkata, "Ini karya yang sangat spektakuler dalam pembuatannya karena melawan rasa kantuk itu lebih melelahkan dibandingkan fitness" #ngeles #plakduesh 
Senangnya sih memang saat dikomentari oleh dosen sudah memenuhi kriteria yang ditetapkan, namun memang ada beberapa prinsip desain yang harus dibenahi lagi.

Jadi karya apa pun yang dihasilkan, mau itu berakhir baik atau buruk yang penting kita sudah berusaha mengerjakannya. Dari pada hanya konsep saja di kepala dan eksekusi-nya nol besar.

Semoga menjadi inspirasi untuk teman-teman yang ingin belajar membuat maket. Dengan bahan dari kertas kita bisa mengemukakan bentukan dari konsep yang kita inginkan dengan mudah. Aku pun menjadi ingin belajar lagi mengolah bentukan dari kertas. Contohnya adalah aku pernah menemukan ebook tentang origami bentukan geometri. Jadi dari bentukan dasar yang didapatkan dari operasi origami ini bisa membuat bentukan bermacam-macam dan sangat menarik.
Mungkin ini jadi PR untuk postingan selanjutnya nanti.
Tunggu yaa~ ;)



Tuesday, October 15, 2013

Sunday, October 13, 2013

Cute Backpack from eXport

UTS is coming !!!
yay~
hahahaha
*stress*
*oke abaikan*

Dari minggu kemarin sudah berniat untuk membuat postingan minimal dua di tiap minggu. Namun sayangnya kehidupan sebagai new-beginner-architect-wannabe pun menghabiskan waktu cukup banyak. Bahkan untuk menyelesaikan tugas studio atau pun lainnya selalu merasa kurang. Tapi aku tersadar bahwa pemikiran itu kurang baik, akhirnya aku mulai mengubah mindset-ku sendiri. Bahwa untuk melakukan sesuatu aku harus berusaha keras sesuai dengan kemampuanku, setelahnya aku harus ikhlas dengan apa pun yang terjadi. Mendapatkan hal baik disyukuri dan mendapatkan hal buruk pun disyukuri dengan tidak menyesalinya. Jadikan hal buruk itu pelajaran untuk menjadi lebih baik lagi. Serta yang utama adalah hentikan selalu bertujuan menyenangkan orang lain. Manusia itu termasuk dalam materi dunia juga. Ya kita selalu tahu dampak mengutamakan materi dunia selalu buruk ke diri kita.

so Do Your Best and Be Sincere~

Back to the Title !!

yes ! I got a cute backpack~ XD
Karena seringnya membawa banyak barang saat ke kampus, tas ini begitu membantuku.



Ransel ini koleksi dari eXport, salah satu produsen tas ransel dari Indonesia. Berlokasi di Bandung, Jawa Barat, Indonesia.
Gak nyangka kan ? XD
Aku juga sama. Dulu pas SMP-SMA aku pernah punya tas dari merek yang ini juga. Aku kira ini dari luar negeri karena bahan tasnya bagus dan tahan lama. Ternyata pas lihat tokonya yang terletak di Jalan Sumatera, Bandung, dan info dari teman, aku baru tahu ternyata ini buatan lokal. Sangat membanggakan juga memakainya ya~ :D
Oh iya dulu mungkin modelnya sangat biasa untuk tas ranselnya, tapi sekarang sudah banyak model-model yang cocok buat anak perempuan~ (sekarang ada merek ransel juga khusus untuk perempuan urban dari produsen yang sama yaitu NeoSack) Model yang aku punya ini sepertinya ada yang berwarna hijau tosca, namun pink lebih cocok untukku hehehe Harganya pun masih terjangkau untuk mahasiswa lho~
Di dalamnya juga ada bagian untuk menaruh tab atau notebook. Pokoknya cocok untuk membawa barang cukup banyak dan standar untuk mahasiswa deh~ o.ob
Jadi yang ingin mencari ransel yang menarik, merek lokal seperti eXport ini pun bisa jadi pilihan~ XD untuk lebih jelasnya silahkan ke websitenya di sini : eXport Indonesia


Saturday, October 5, 2013

Di balik kengerian Insidious Chapter 2

Sabtu lalu, BiibopH bertamu ke rumahku. Setelah beberapa minggu lamanya tidak bertemu, hatiku senang sekali saat bertemu dengannya. :")
Akhirnya diputuskan bahwa kami akan menghabiskan hari itu dengan menonton film.


Aku memang sangat suka menonton film, karena dari film selain bisa menghibur diri juga kadang bisa mendapatkan maksud mengenai hal-hal tertentu. Salah satu genre film yang aku suka adalah film horror. Setelah nonton The Conjuring, terdengar kabar bahwa pertengahan September 2013 akan rilis sekuel dari film Insidious yaitu Insidious chapter 2. Maka film ini masuk ke dalam daftar film yang ingin sekali aku tonton. Untung saja, BiibopH mau menemani juga nonton film ini. Padahal dia paling kurang suka film horror. Kadang kalau menonton film horror dengannya, terlihat bahwa dia selalu pura-pura menengok ke arahku biar tidak melihat adegan yang menakutkan. Lucu juga. :p Film horror termasuk ke dalam hal yang sublime. Dosen Pengantar Arsitektur, Pak David, bertutur bahwa hal yang sublime lawan dari hal yang memiliki beauty (keindahan). Hal yang memiliki keindahan, itu jika dilihat, ia hanya sekedar sebagai suatu objek yang menarik. Sedangkan hal yang sublime itu jika dilihat akan menimbulkan suatu rasa tertentu, biasanya yang paling berpengaruh adalah yang menggugah rasa negatif di diri kita seperti kengerian, sesuatu yang seram, menakutkan, membuat perasaan tidak enak, dll.



Nah sekarang mari masuk ke ranah film Insidious Chapter 2 ini. Yang akan aku bahas bukan mengenai sinopsis atau jalan cerita keseluruhan. Hanya hal-hal yang menarik di belakang itu semua, yang telah disusun apik secara sengaja mungkin oleh story writer atau pun sutradara, atau pun hal-hal yang tidak sengaja tersusun namun tiba-tiba mengirimkan maksud tertentu yang menggugahku. Namun mungkin akan banyak spoiler yang terlihat, jadi bagi yang belum menonton tapi kurang suka spoiler wah disarankan berbesar hati membaca tulisan ini yaa~ :p

Hal pertama yang menarik adalah rumah yang ada di dalam film. Ada dua rumah yang menonjol di film ini yaitu rumah keluarga Josh Lambert (yang menonjol sekali di film pertamanya) dan rumah Ibunya Josh Lambert, Lorraine Lambert. Di dalam cerita, karena rumah tempat tinggal Josh itu terasa dihantui oleh banyak hantu orang yang sudah meninggal lalu Josh dan keluarganya pindah ke rumah yang lebih kecil pun sama saja, akhirnya pindah lagi dan tinggal bersama Ibunya Josh. Tipikal rumah yang ada di film itu adalah bergaya rumah-rumah Amerika di zaman dulu. Material yang dipakai sebagai fasad itu kayu yang tersusun rapi. Di rumah yang pertama, terlihat mungkin ada 4 lantai. Dari lantai dasar, yang ada pintu masuk utama dan area publik (ruang tamu) serta semi publik (ruang keluarga, ruang makan, dan dapur). Lalu lantai 2 di atasnya adalah area privat keluarga karena berisi beberapa kamar tidur. Lantai 3 mungkin area loteng. Serta di bagian bawah lantai dasar biasanya terdapat basement untuk menyimpan barang.


*old creepy house..hiiyyyy* 

Padahal aslinya tidak begitu seram kok.


*cuma rumah biasa dengan bentuk yang unik*

Untuk rumah kedua yaitu rumah Ibunya Josh. Juga memiliki tipikal gaya yang sama, Old-American House.



Cuma terlihat bentuknya lebih sederhana. Mirip seperti bangunan kastil, terlihat masif dengan sedikit bukaan. Serta terdapat hirarki dari bentuk itu karena adanya bentuk seperti menara di bagian salah satu sisinya.


Untuk fungsi ruangnya sama seperti yang terdapat di rumah yang pertama. Jika sudah melihat filmnya, akan lebih jelas terbayang beberapa ruang yang ada di rumah ini. Di rumah ini sepertinya terdapat 4 lantai. Lantai dasar dari pintu masuk utama kita akan melihat void seperti lobi, lalu sebelah kiri sejajar dengan pintu ruang tamu terdapat tangga menuju ke lantai 2. Sedangkan lurus ke depan terdapat jalur sirkulasi menuju ruang makan dan dapur yang ada di area belakang rumah. Di bagian kanan terdapat ruang piano, karena berisi sebuah grand piano yang dalam salah satu adegan menakutkan sempat berbunyi dan dikira dimainkan oleh hantu. Ternyata dimainkan oleh Josh yang asli untuk meminta tolong ke istrinya, Renai, tapi karena Renai tak bisa melihatnya jadi dikira benar-benar hantu. Lalu yang di bagian kiri pintu masuk yang terdapat ruang tamu serta ruang keluarga (sepertinya)


*Carl saat bertamu dan menemui Josh (isinya bukan Josh yg asli)* 

nah ini salah satu adegan menakutkan saat Renai melihat salah satu hantu yang ternyata Ibunya Parker Crane, hantu jahat yang merasuki badannya Josh.


Sebenarnya yang menggelitik pikiranku adalah adanya lemari di depan sofa itu. Apa ya fungsinya ? O_Oa Apakah itu termasuk ruang keluarga ataukah hanya sekedar ruang baca misalnya ? Soalnya benar-benar tidak ada sekat terlihat antara ruang tamu dan daerah ruang tersebut. Terlihat ada ruang tersendiri adalah karena arah peletakan sofa duduk yang mengarah ke lemari. Uniknya di bagian ruangan tersebut juga terdapat pintu lagi yang menuju ke jalur sirkulasi utama dari area pintu masuk menuju dapur. Lalu ruang rumah yang juga menarik adalah area basement yang ternyata bukan hanya berfungsi sebagai tempat penyimpanan barang, juga tempat mencuci karena ada mesin cuci serta mesin pengering baju.

Selain rumah, terdapat ruangan yang diekspos dalam film yang cukup menarik buatku. Pertama adalah sebuah ruang di rumah Elise (paranormal yang baik, sudah meninggal, hanya jiwanya yang hidup di dalam cerita itu) yang cukup memberikan kesan seram, dengan dinding berwarna merah serta lampu yang remang-remang. Terdapat beberapa perabotan dan tv yang terletak di depan dinding ruangan. Di tengah ruangan terdapat meja berbentuk lingkaran dan kursi yang mengitarinya.


Pokoknya kelihatan seperti ruang peramal. Ditambah ada patung kayu dengan masker yang sepertinya suka dipakai untuk menjadi medium sesuatu. Ruangannya makin terasa lebih seram. Nah karena efeknya inilah makanya ruangan ini termasuk ruangan yang menarik.
Kedua adalah ruangan di rumah Parker Crane (pembunuh yang berdandan jadi wanita memakai gaun pernikahan berwarna hitam), yaitu ruang tidur saat dia masih anak-anak. Karena Ibunya seperti punya penyakit psikologis (kita akan bahas selanjutnya~), maka Parker ini dulunya pada saat masih kecil harus berdandan menjadi perempuan dan kamarnya pun kesannya feminin sekali.
Wallpaper dinding kamarnya menarik. Lalu juga ada rumah boneka juga. Tempat tidur yang desainnya sangat imut, dengan gorden penutup jendela berwarna merah muda gelap yang sangat harmonis memberikan kesan feminin dan imut untuk anak perempuan.


*nah ini pas masih mendingnya* 



*nah ini ceritanya pas saat ini, kamarnya sudah tidak ditempati berpuluh tahun lamanya. Serem juga yaaa* 

Oke, cukup dari segi arsitektur. Kita menuju ke hal yang kedua, yaitu dari sisi psikologis. Bagiku terlihat bahwa masalah psikologis utama yang menonjol di film ini adalah yang dialami Ibunya Parker Crane, kita sebut saja Mrs. Crane. Mrs. Crane ini seperti memiliki penyakit psikologis yaitu salah satu mekanisme pertahanan diri berlebihan yang dilakukannya akibat pengaruh suatu hal terhadap egonya. Mrs. Crane memarahi Parker karena membuat gambar untuknya namun dengan tulisan "dari Parker Crane". Yang ia mau Parker itu adalah anak perempuan bernama Marilyn, sedangkan jelas-jelas Parker adalah anak lelaki yang diberi nama Parker oleh ayahnya. Mrs. Crane telah melakukan Denial, salah satu jenis mekanisme pertahanan diri menurut Freud yaitu penolakan terhadap suatu hal yang bertolak belakang dengan keinginan orang tersebut. Entah karena alasan lebih ingin anak perempuan daripada lelaki, atau pun juga bisa saja suami dari Mrs. Crane mengkhianati sehingga membuatnya dendam setengah mati dan dendam kepada lelaki sehingga membuat anak lelakinya harus berdandan seperti perempuan. Pola asuh dari Ibu yang memiliki penyakit psikologis pun berpengaruh besar pada psikologis anaknya, ini yang terjadi pada Parker. Karena sering dikasari Ibunya saat masih kecil, dia pun mengasari perempuan dan membunuh banyak perempuan untuk memuaskan egonya. Saat adegan dia dikasari Ibunya itu ia masih kecil, mungkin berumur 3-6 tahun. Umur yang masih memasuki tahap ketiga dalam perkembangan manusia, yaitu di mana Initiative vs Guilt (Inisiatif bertarung dengan Perasaan Bersalah). Seringnya dikasari membuatnya mendapat Guilt, yaitu terus merasa bersalah, sehingga saat sudah dewasa pun dia masih membawa hal negatif Guilt itu dari waktu masih kecil. Akhirnya dia mengakhiri hidupnya dengan bunuh diri, malah jadi hantu dan merasuki tubuhnya Josh Lambert. Intinya bagi kita perempuan, yang memang sudah serta akan ditakdirkan menjadi ibu, harus menjaga kesehatan sisi psikologis kita. Karena kita yang akan lebih banyak berinteraksi dengan anak kita, dan kesalahan sedikit dalam mengasuh saat mereka masih kecil akan berpengaruh besar pada hidup anak kita nantinya.

Selanjutnya hal ketiga yang menarik adalah sistem waktu. Diceritakan saat di dunia astral projection, tempat Josh asli terperangkap karena tubuhnya dikuasai Parker. Josh bisa berada di masa lalu saat dia masih kecil, atau pun bisa ke masa lalu saat adegan di film pertama Insidious. Aku juga pernah mendengar akan hal ini bahwa di dunia Jin, ini adalah alasan mengapa mereka bisa memindahkan materi dengan cepat atau pun mengadakan materi dengan begitu cepat sebenarnya karena hanya dunia kita ini lah yang kita rasakan bahwa kita terbatas akan waktu. Padahal mungkin saja itu hanya perasaan kita. Mungkin saja waktu itu hanyalah ilusi. Waktu itu tidak ada. Makanya banyak orang-orang dari sisi spiritualitas berkata bahwa nikmatilah waktu saat ini. Iya jadi hiduplah di saat ini, tidak perlu merisaukan masa depan yang belum terjadi atau pun menyesali masa lalu yang sudah lewat. Manusia yang sebenar-benarnya adalah yang hidup di saat ini. Hal ini yang banyak dilupakan oleh manusia. Jadi apakah masih ingin diperbudak waktu ?

Semoga tulisan ini menginspirasi.
Semua hal ini banyak menunjukan pikiran dan pendapat pribadi, jadi jika ingin menyanggah, berkomentar, memberikan kritik maupun saran, wah dengan senang hati diterima. Semoga pula penikmat film jadi tidak hanya sekedar menikmati, namun jadi perhatian pada hal-hal yang detail tentang yang ada di film yang sedang ditonton. :)


LinkWithin

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...