Monday, March 31, 2014

Berada Pada Dimensi Lebih Tinggi

Akhir-akhir ini aku merasa ada suatu hal yang aneh.
Awalnya aku kira gara-gara aku keseringan minum kopi, namun dipikir dan dirasakan lagi sepertinya bukan. 

Seperti yang telah diketahui bahwa bumi kita sedang menyelaraskan diri untuk naik dari kepadatan dimensi ke-3 menjadi berada pada kepadatan dimensi ke-5. Kejadian ini sangatlah alamiah dan sudah diramalkan oleh banyak suku primitif di seluruh dunia. Kenaikan ini sebenarnya biasa dilakukan oleh manusia, biasanya dengan merasakan kematian. Namun saat kematian itu masih termasuk ke kenaikan pada dimensi ke-4. Kejadian kenaikan saat ini pun cukup menakjubkan, karena manusia yang ada di saat ini diberi kesempatan untuk mengalami kenaikan tanpa melewati kematian. Semua manusia mendapatkan kesempatan yang sama, namun karena manusia memiliki kebebasan untuk memilih jadi ya tinggal memilih saja untuk ikut atau tetap pada dunia dimensi ke-3 yang sudah akan hancur dan selanjutnya mengalami kenaikan dengan cara melewati kematian.

Proses kenaikan pun hanya dapat dirasakan secara pribadi. Karena alam semesta ciptaan Tuhan ini memang mengutamakan pengalaman, maka pengalaman pribadilah yang sangat utama. Sehingga untuk bersandar pada pengalaman orang lain, akan menimbulkan kebingungan karena tiap manusia memiliki pengalaman yang berbeda.

Lalu apa yang aku rasakan saat ini ?
Sebenarnya aku juga masih belum tahu saat ini secara jelasnya aku sudah berada di kepadatan dimensi ke-4 atau dimensi ke-5. Namun aku akan menjelaskan apa yang aku rasakan saat ini.

Pertama, kebutuhan rasa mengenai suatu kegiatan menjadi hilang. Keterikatan rasa pada suatu materi menjadi hilang sepenuhnya. Seakan-akan hidupmu menjadi tidak ada beban, yang ada adalah rasa keberadaan pada saat sekarang. Sehingga entah mengapa waktu terasa tidak mempengaruhi atau bahkan jika kita membutuhkannya maka waktu akan mengembang dengan sendirinya. Mungkin ini yang dinamakan keabadian. Keterikatan dengan waktu hanya ilusi yang terasa pada dimensi ke-3. Jika sudah berada pada dimensi yang di atasnya maka waktu menjadi tidak terlalu berarti lagi. Mengenai hilangnya keterikatan rasa pada suatu materi aku dapat merasakannya juga pada indra pengecapku. Sehingga aku menjadi sangat jarang makan, karena kebutuhan makan yang kurasakan adalah agar menambah energi dan maag tidak kambuh. Makanan yang ku makan pun menjadi sangat sedikit sekali porsinya. Lalu aku pun menjadi sangat pemilih, maksudnya aku hanya memakan yang ingin aku makan saja. Sehingga tentu saja kopi tidak pernah absen dari hari-hariku.

Kedua, keinginan memberikan sesuatu berlandaskan cinta kasih. Sepertinya aku menjadi ingin sekali memberikan sesuatu ke orang lain yang bisa dan biasa aku lakukan. Pernah aku berbicara dengan Tuhanku mengenai sumber daya bumi yang sebenarnya tidak terbatas. Bahwa jika semua manusia merasa kebutuhan mereka hanyalah untuk memberikan sesuatu bagi lingkungan dan manusia lainnya maka sumber daya bumi menjadi tidak terbatas. Lalu bagaimana cara memenuhi kebutuhan pribadi diri sendiri ? Jika semua manusia kebutuhannya hanyalah memberi, maka kebutuhan manusia tersebut pun memang sudah terpenuhi dari pemberian manusia lain. Ternyata ini lah yang seharusnya manusia alami di bumi ini. Namun sayangnya beberapa makhluk ciptaan Tuhan yang lain ada yang agak menyusahkan kita karena ke-iri-an mereka akan kemampuan kita. Jadinya mereka yang dapat berkomunikasi dengan manusia memberikan tipu muslihat mereka untuk menjebak kita dalam kehancuran seperti ini. Maka dari itu, kenaikan dimensi bumi ini telah menjadi keputusan Tuhan untuk menjaga kita.

Ketiga, aku semakin bisa bertemu dengan manusia lain dengan tubuh mereka yang asli. Biasanya sih saat jasadku sedang tertidur. Seringnya aku bertemu dengan BiibopH sih, melihat bagaimana tampan dan gagahnya. Lalu melihat sikapnya yang sangat baik dan perhatian padaku seakan-akan hal yang terpenting baginya adalah diriku. Ketampanan, baik, jujur, dan sangat optimis dari dirinya yang membuatnya mudah disayang oleh orang lain. Sayangnya di bumi ini, sifatnya yang asli terkukung oleh pengalaman yang mempengaruhi tubuhnya. Sehingga ya dia kelihatan sekali seperti orang stress yang banyak pikiran dan kesedihan. Saat aku bertemu dengannya ingin aku menyadarkannya bahwa dirinya bukan seperti itu. Namun ia belum sadar bagaimana dirinya yang sebenarnya karena belum terkoneksi dengan baik dengan kesadaran jiwanya. Jadinya aku ungkapkan keluhanku saat aku bertemu dengannya di dunia lain, ia selalu menjawab dengan cengiran yang berarti : "mau bagaimana lagi ? aku telah memilih pengalaman seperti itu" 
err..kalau kayak gitu aku pun tidak bisa berkomentar lagi.
Ya sudahlah...

Sebenarnya banyak yang aku rasakan namun aku masih dalam proses mengalaminya sehingga masih belum bisa aku ceritakan. Mungkin di lain kesempatan ketika pengalaman tersebut dapat diambil hikmahnya.
Selamat datang dimensi baru~
Selamat menikmati kebenaran sejati tentang manusia yang sesungguhnya. ^^



2 comments:

  1. Coba join grup pemilik blog cethoper.blogspot.co.id
    Akun fbnya facebook.com/akahidetenosha
    Dia punya komunitas peduli dimensi... :)

    ReplyDelete
  2. Coba join grup pemilik blog cethoper.blogspot.co.id
    Akun fbnya facebook.com/akahidetenosha
    Dia punya komunitas peduli dimensi... :)

    ReplyDelete

LinkWithin

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...