Kejadian 2 gunung berapi di Indonesia yang bergejolak akhir-akhir ini, menyadarkanku bahwa bumi sedang menuju dalam proses kenaikan dengan menyelaraskan frekuensinya.
Pertama-tama aku ingin meluruskan dulu bahwa aku bukanlah orang yang religius. Namun aku sangat menjunjung tinggi spiritualitas, karena pemahamanku tentang Tuhan sudah sangat berkembang. Sang Pencipta-ku (Tuhanku yang kusebut Allah SWT) adalah suatu dzat yang Maha baik, Maha kuat, dan Maha indah, serta selalu menyayangi semua makhluk ciptaan-Nya. Makhluk ciptaan-Nya sangatlah banyak, manusia hanyalah salah satu di antaranya.
Keterbatasan manusia pada sesuatu yang hanya bisa ditangkap oleh kelima indranya. Membuat manusia hanya fokus kepada kehidupan mereka sendiri di dunia 3 dimensi ini. Padahal ada salah satu makhluk ciptaan Allah yang sangatlah baik dan membantu kita terus menerus karena keberadaan dan cintanya yang luar biasa, makhluk tersebut adalah Bumi. Iya, Bumi tempat kita tinggal saat ini atau secara indah kita dapat memanggilnya sebagai Ibu Bumi.
Ibu Bumi secara ikhlas menopang kita manusia hidup di atasnya. Memberikan cintanya yang luar biasa besar dalam bentuk sumber daya berlimpah yang dapat kita gunakan untuk memenuhi kebutuhan kita. Namun sayangnya keterbatasan kelima indra kita untuk menangkap serta keegoan manusia yang besar untuk bertahan hidup membuat kita lupa untuk memberikan cinta kasih kembali padanya, sehingga kita merusaknya secara perlahan. Dengan mengambil sumber daya yang ada secara berlebihan, menggunakan teknologi yang berdampak pada kerusakan bumi, mencemarinya dengan sampah-sampah serta teknologi nuklir, dll. Ibu Bumi sangatlah menderita dengan apa yang telah kita perbuat padanya. Namun karena ia diciptakan untuk menyalurkan rasa cintanya yang cukup besar kepada manusialah yang membuatnya masih diam tapi tetap secara perlahan ia mulai berusaha untuk menyeimbangkan keadaannya sendiri, salah satunya dengan bergolaknya inti bumi untuk dikeluarkan dari gunung-gunung di atasnya.
Sebenarnya penderitaan yang Ibu Bumi alami saat ini sudah melewati batasnya. Sehingga Sang Pencipta kita pun seperti sedang mempersiapkan suatu perubahan. Perubahan Ibu Bumi ini bukan hanya kali ini saja akan terjadi, tetapi dahulu pun juga pernah karena ada beberapa bangsa manusia (contohnya pada peradaban Atlantis dan Lemuria) yang sudah maju namun senang berperang membuat kerusakan parah di muka bumi. Akhirnya Allah menolong Ibu Bumi dengan membuat suatu perubahan, menenggelamkan bangsa manusia tersebut dengan air bah yang kita sudah kenal ceritanya dalam kisah Nabi Nuh As.
Untuk saat ini perubahan apa yang akan terjadi, kita tidak tahu pasti. Namun beberapa informasi dari saluran-saluran terkait dengan malaikat utama Allah sudah mulai terdengar bahwa jiwa Ibu Bumi akan naik dimensi menuju dimensi ke-5. Semua yang berada di dalamnya pun dengan sangat terbuka diundang untuk ikut. Seperti tumbuhan dan hewan, karena mereka ciptaan Allah yang penurut (maksudnya mereka selalu bertugas sesuai dengan tujuan penciptaannya mereka) maka mereka akan mudah naik bersama Ibu Bumi.
Nah sekarang bagaimana dengan manusia ?
Manusia memiliki berkah yaitu akalnya yang luar biasa serta kehendak bebasnya. Kehendak bebas ini lah yang dapat memberikan manusia pilihan untuk ikut atau tetap bersama Bumi Tua yang lambat laun akan hancur karena jiwa Ibu Buminya sudah naik meninggalkannya dalam dimensi ke-3. Cara kenaikannya pun aku belum tahu pasti, apakah jiwa kita akan meninggalkan tubuh kita ini atau bagaimana ? Daripada kita fokus ke memikirkan caranya, aku lebih fokus kepada memantaskan diri. Apakah kita sudah pantas untuk naik bersama Ibu Bumi menuju Bumi Baru dan memulai peradaban baru ? Kepantasan itu tidak dapat kita ukur dengan kuantitas yang terbatas pada kehidupan 3 dimensi kita.
Lebih kepada kualitas diri, apakah sudah cukup spiritualitas kita ?
Tanyakan kembali pada diri, bagaimana hubungan diri dengan Sang Pencipta ?
Apakah hanya sebagai penyembah untuk meminta dan memohon ampun atas dosa namun akhirnya terus mengulang dosa yang sama dan meminta materi terus karena tidak pernah puas ?
Apakah melakukan ritual keagamaan hanya agar tidak dikira berbeda atau pun dicemooh sebagai kafir ?
Kuncinya memang untuk menaikan spiritualitas diri dengan berteman baik dengan Allah Sang Pencipta kita. Karena saat kita sudah berteman baik, maka Ia pun akan membuka rahasia-Nya yang luar biasa.
Kejadian bencana akhir-akhir ini pun menjadi seperti pertanda, bahwa memang Ibu Bumi sudah mulai bekerja akan perubahannya. Bagi yang sadar, ini adalah sambutan yang menyenangkan. Maka dari itu bersiap-siaplah dengan memberikan banyak cinta kasih kepada semua makhluk. Sehingga kita dapat memantaskan diri untuk bersama Ibu Bumi membuat perubahan menuju kehidupan semua makhluk ciptaan Allah yang lebih baik.
No comments:
Post a Comment