Saturday, February 15, 2014

Wisata Kuliner di Bandung part 2

Sebelum menuju ke pembahasan, aku ingin mengucapkan :

Happy Valentines Day ! ^^
Semoga cinta dan kasih sayang selalu tersalurkan bagi kita di setiap detik kehidupan.



Beberapa waktu yang lalu, aku membuat artikel Wisata Kuliner di Bandung Part 1 . Baru kali ini aku sempat melanjutkan ceritanya lagi. Draft artikel ini tiba-tiba tenggelam di tumpukan ide artikel yang akan aku tulis. Meskipun aku masih dalam tahap belajar menulis dengan baik, aku terus berusaha belajar untuk dapat menulis dengan baik. Jadi teruslah bersamaku ya dalam proses membuat blog ini sebagai jurnal pribadi yang bisa menginspirasi. (◦'⌣'◦)

Saat berlibur akhir tahun 2013 kemarin di Bandung. Aku bersama Geng Power Renjers mengisi liburan dengan berwisata kuliner. Lokasi yang kami jelajahi selanjutnya adalah restoran baru bernama Verde.



Terletak di Jalan Ir. H. Juanda pas dekat sekali dengan Simpang Dago, Bandung. Layaknya restoran pada umumnya, main course yang mereka sajikan kebanyakan adalah steak atau pasta. Diriku sendiri memesan steak ikan salmon. Penuh protein.



Sayangnya kualitas rasanya belum terlalu "wah". Uci yang memesan menu yang sama pun merasakan hal yang sama dan berkata bahwa di resto tersebut sebenarnya terkenal dengan minuman cocktail-nya.

Aku tertarik untuk mencoba minumannya yang tidak biasa (maksudnya beralkohol ringan). Sayangnya seperti biasa, manusia overprotektif ini sudah memberikan sorot mata yang sangat menyebalkan.



Ketakutannya yang berlebihan, menganggap aku akan mabuk berat dan mengacau. Kecemasan yang berlebihan membuat pandangannya tertutup bahwa aku sudah dewasa dan bertanggung jawab. Meskipun tidak ada yang tahu, tapi aku punya batasan sendiri yang cukup ketat akan hal apa pun. Maka dari itu aku akan sangat kesal sekali jika ada yang mencoba mengaturku. Karena aku sudah sadar akan kemampuanku dan tanggung jawabku sendiri. Untungnya karena aku pun masih sangat menghargainya dan masih ingin mempertahankan keelegananku, aku pun menurutinya dengan manis. Meskipun ya di hatiku, umpatan binatang mungkin tak terkira banyaknya. Aku pun menghibur diri dengan memesan secangkir kopi.



Kegandrunganku pada kopi membuatku juga menemukan sebuah kedai kopi baru di Jalan Tubagus Ismail Raya, Bandung (depan Jalan Tubagus Ismail VI) yaitu Radio Coffee.
Kiosnya berukuran kecil, cukup bagi 5 orang yang senang berkumpul untuk ngopi di sana. Meskipun akhirnya cuma aku yang memesan Black Coffee dan yang lainnya memesan kopi versi lembut macam Cappucino, atau pun yang lebih lembut lagi dan bukan kopi, yaitu Matcha Latte.



Mungkin rasanya lucu melihat cewe cantik, polos, lembut, gemulai, meminum kopi tiap hari.
Sayangnya aku pada awalnya tidak langsung feminin seperti ini. Tapi aku telah melewati masa-masa macho saat aku sangat tomboy dan manly seperti laki-laki. Layaknya Dante setelah menyucikan diri di Purgatory dan menuju Paradiso. Aku pun sama, telah bersusah payah mengubah diri untuk menjadi feminin. Tetapi sayangnya sifat kelaki-lakian-ku sepertinya masih ada, terlihat dari kegemaranku meminum kopi. Bahkan sehari tidak minum kopi itu rasanya seperti tidak hidup.

Jadi begitulah dua lokasi wisata kuliner yang cukup berperan penting di liburanku yang singkat, akhir tahun 2013 lalu. Kebanyakan memang di daerah Dago, Bandung. Maklumlah di sana ada BiibopH dan teman-temanku. Semoga kami bisa berlibur bersama lagi.
Tujuan Selanjutnya : Pantai Pangandaran !! (Amin!)

See you at next post~


No comments:

Post a Comment

LinkWithin

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...