Pada awalnya, tiap-tiap orang dari kami dipilihkan satu kata sifat dan satu organisasi. Untukku sendiri kata sifat tersebut adalah MARAH, dengan organisasi RADIAL.
Dari kata sifat dan organisasi yang telah ditentukan itulah, tugas awal kami adalah membuat StoryBoard tentang Konsep yang akan berakhir dengan desain komposisi 2 dimensi. Story Board yang kami buat, berisi penjelasan abstraksi dari kata sifat yang kami miliki. Dengan elemen utama yaitu GARIS. Penjelasan abstraksi itu diungkapkan dalam bentuk ide konsep yang dikembangkan menjadi intensi-intensi yang akan digunakan dalam membuat komposisi 2 dimensi. Story Board yang pertama kali ku buat, masih kurang mendekati dari ide apa yang ada di dalam kepalaku. Akhirnya aku revisi menjadi seperti ini :
Konsepnya adalah TERIAKAN AMARAH. Salah satu cara pengungkapan kemarahan akan ego pribadi yang berbenturan dengan sikap orang lain atau keadaan saat itu. Lalu dari intensi yang telah ku tulis, maka ditentukanlah komposisi 2 dimensi dari kata sifatku yaitu MARAH.
Komposisi 2 Dimensi yang telah aku buat, cukup mengungkapkan keMARAHan dengan organisasi RADIAL.
Senang juga akhirnya berhasil mengungkapkan ide di kepala.
Sayangnya tugas tidak berhenti sampai di sini. Kami pun harus membuat komposisi 3 Dimensi-nya pada rangka besi begel berukuran (p : 50cm ;l : 50cm;t : 50cm).
Cukup membuatku pusing 7 keliling, untuk membuat komposisi 2 Dimensi dikembangkan menjadi komposisi 3 Dimensi. Meskipun sudah membuat maket studi, ini pun masih belum merepresentasikan yang aku mau.
Keinginanku adalah membuat modul - modul seperti segitiga berangkai itu dapat menempel dan terlihat seperti memencar dan mengarah radial. Sehingga seakan-akan ada suatu pergerakan melingkar, namun nyatanya tidak.
Bahan material yang aku gunakan pun cukup membuatku makin malas mengerjakannya. Karena maket instalasi (sebutan kami pada komposisi 3 Dimensi project 2 ini) milikku harus memakai kayu yang berpenampang segitiga dan berukuran kecil, serta berwarna cukup gelap. Terpilihlah Kayu Lis (yang biasa dipergunakan untuk pinggiran pada kaca/ pertemuan tembok dengan plafon) karena memiliki penampang hampir segitiga akibat profil yang dimilikinya. Kayu lis yang aku butuhkan, berukuran kecil sekitar 1 cm. Nah di sini lah tantangannya. Kayu tersebut sangat sulit untuk dicoak dengan pahat. Penggantinya adalah dengan cutter, sehingga luar biasa energiku habis saat membuat coakan untuk sambungan. Belum lagi ternyata kayu tersebut agak rapuh. Sepertinya karena diletakan di luar terlalu lama dan saat ini sedang musim penghujan maka kayunya pun menjadi lembab dan mudah patah. Akibatnya tidak dapat di bor untuk memakai sambungan yang diisi pasak kayu lagi. Jadinya aku menggantinya dengan paku.
Luar biasa pula harus memotong paku agar sesuai dengan yang dibutuhkan.
Beruntunglah, selesai tepat pada waktunya...
Terlihat lebih jauh dari maket studinya hehehe
Apalagi masih jauh dari rapi, karena keahlianku bukan pada bagian menukang. And I'm used to it~
Jadi untuk lulus dan diterima saja aku sudah cukup senang yay~
Sekarang sudah memasuki Project 3, tugasnya hampir sama membuat maket instalasi juga namun dosen menginginkan ada pergerakan pada sambungannya.
Gak sabar ingin cepat selesai :p
No comments:
Post a Comment