Saturday, May 10, 2014

Kehendak Bebas (Free Will)



Banyak orang yang mengira bahwa segala hal yang terjadi pada mereka adalah takdir dari Tuhan.
Katanya Tuhan sayang kepada makhluk ciptaan-Nya, lalu mengapa Tuhan memberikan kita hal-hal buruk juga untuk dialami ?

Semua pertanyaan itu ku ajukan berulang-ulang kepada Tuhan-ku di saat dulu aku mengalami banyak hal-hal yang buruk. Saat itu pun aku masih sangat polos dan tidak mengerti apa pun, karena aku masih percaya konsep "Takdir dari Tuhan" bahkan membuatku marah akan Tuhan dan hubunganku dengannya pun sangat buruk. (I'm sorry, God ;_;)

Sebagai seorang yang selalu bertanya-tanya tentang makna kehidupan, akhirnya tahu bahwa Tuhan tidak akan menjawab langsung dengan kata-kata padaku.
Sebagaimana Nabi Musa yang ketika melihat Tuhan yang pertama kali sampai tidak sadarkan diri, bagaimana denganku yang masih cupu begini ?
Tuhan ternyata sudah menjawab pertanyaanku melalui pengalaman, namun saat itu aku masih dalam kondisi jahiliyah sehingga tidak sadar bahwa pengalaman adalah cara Tuhan untuk berbicara padaku. Akhirnya setelah hati dibersihkan, aku pun mulai sadar dan pasrah untuk berfokus kepada pengalaman.
Pengalaman yang dilalui juga tidak sebentar, serta butuh kecerdasan pikiran untuk menyatukannya.

Hal utama yang aku dapatkan adalah Tuhan kita sama sekali tidak meng-intervensi hidup kita sampai kita meminta sesuatu pada-Nya.
Aslinya manusia itu adalah bagian dari Tuhan yang ingin mengerti tentang dirinya sendiri itu seperti apa dan bagaimana. Karena kasih sayang Tuhan yang sangat besar, maka manusia dibiarkan bermain di dunia untuk mendapatkan pengalaman sehingga bisa mengerti akan dirinya.
Dunia yang aku sebutkan barusan juga sebenarnya bukan cuma di bumi ini saja, masih banyak bumi - bumi yang lain yang ada di dimensi kita atau bahkan tak terhitung banyaknya yang berada di dimensi yang lebih tinggi. 

Setiap manusia di dunia mana pun diberikan anugerah oleh Tuhan yaitu Kehendak Bebas (Free Will). Di mana manusia tersebut dapat memilih pengalaman apa yang ingin dirasakan saat akan dan sedang bermain di bumi.
Jadi sebenarnya manusia sebelum turun dan lahir ke bumi sudah menentukan dirinya akan mengalami dan menjadi apa di sini, namun sayangnya saat lahir dan masuk dalam tubuh fisik, kita melupakan apa yang telah kita rencanakan. Sehingga saat kita mengalami kejadian baik atau pun buruk kita menganggap semua itu dari takdir Tuhan, khususnya kejadian buruk yang sampai bisa membuat kita menyalahkan Tuhan.
Padahal Tuhan sangat besar cinta kasihnya kepada kita, dengan menyuruh kita yang lupa ini untuk berdo'a meminta pertolongan pada-Nya. Karena Ia selalu siap untuk membantu kita yang menjadi super menyedihkan karena pilihan kita sendiri.

Dipikir-pikir lucu juga sih, bagi Tuhan,saat manusia berada di tubuh fisik, kita adalah anak kecil yang tidak tahu apa-apa dan tidak mengerti terus oleh Tuhan kita diberi uang jajan lalu dibiarkan memilih sendiri jajanan apa yang akan dibeli.
Ada yang memilih jajanan makanan yang bersih, baik, dan enak sehingga menjadi senang dan baik-baik saja. Ada pula yang memilih jajanan sembarang yang menurutnya enak namun membuat kita sakit perut bahkan diare.
Akhirnya kita yang bocah ini pasti akan kembali kepada Tuhan, menangis, meminta tolong. Tuhan kita yang begitu besar kasih sayangnya, pasti akan langsung membantu, dengan merawat kita yang sakit sampai sembuh.
Begitulah analoginya.

Namun masih banyak yang belum mengerti atau tidak menerima mengenai konsep kehendak bebas ini. Entah karena tidak sesuai dengan yang ada di agama atau karena bentuknya sangat sulit dilihat dalam bentuk fisik. Dalam memahami kehendak bebas memang kemampuan berpikir juga cukup dibutuhkan. Sedangkan pikiran para manusia saat ini sudah terpengaruh oleh bentukan pola yang dipercayai secara turun-temurun dari dulu. 

Pikiran kita sangat suka sekali dengan suatu pola. Ketika ada suatu kejadian pasti dikaitkan dengan suatu pola tertentu.
Tentunya ini bukan kesalahan, karena memang pikiran kita diciptakan untuk seperti itu.
Kecenderungan pikiran kita membuat suatu pola adalah untuk mempermudah menganalisa dan mengingat dari bank memori (ingatan) untuk mengambil keputusan dengan cepat.
Kadang bahkan manusia pun suka menganalisa dan mengartikan suatu pola yang sebenarnya tidak ada artinya, namun bagi manusia hal pencarian pola ini sangat menarik.
Contohnya saja, kalangan masyarakat kita di Indonesia yang melihat suatu pola tertentu di alam seperti huruf Allah dalam bahasa Arab, lalu mengartikannya bahwa ada hubungannya dengan mukjizat Allah. Padahal mungkin ya hanya mirip saja.

Mengartikan suatu pola lalu mempercayainya, bahkan oleh banyak orang secara turun temurun telah membuat suatu sistem kepercayaan yang mempengaruhi pikiran. Sehingga manusia pun tidak sadar bahwa ada kehendak bebas berperan juga di dalamnya.
Contohnya adalah pada zaman dahulu sebelum majunya teknologi para manusia masih belajar dengan melihat pola-pola di alam khususnya pada benda-benda di langit.
Nah dahulu manusia percaya bahwa komet yang lewat diartikan sebagai pembawa musibah. Padahal komet-komet tersebut hanya sekedar lewat dan hanya memberikan keindahan pemandangan di langit. Mungkin pada awalnya saat komet datang melewati langit bumi kita bersamaan dengan terjadinya suatu musibah tertentu. Padahal hal tersebut tidak berkaitan, namun manusia melihat suatu pola dan diartikanlah demikian. Kepercayaan akan pernyataan bahwa kedatangan komet adalah kedatangan musibah dipercayai oleh banyak manusia. Keyakinan ini masuk ke pikiran, dan pikiran kolektif kekuatannya sangatlah kuat sehingga dapat mewujudkannya begitu cepat.
Maka dari itu, kita harus hati-hati dengan suatu kepercayaan hasil dari pola yang sebenarnya tidak ada artinya namun kepercayaan tersebut yang dipercayai oleh banyak orang.
Bayangkan saja, satu pikiran dari satu kehendak bebas saja bisa terwujud di dunia nyata, bagaimana dengan kumpulan pikiran dari kumpulan kehendak bebas ?
Pasti lebih cepat lagi termanifestasi. :)

Kesimpulan dari penjelasan rumit tersebut fokusnya hanyalah untuk menjelaskan bahwa manusia BISA MEMILIH.
Semua pilihan itu ada, yang baik dan yang buruk, namun kita bisa memilih dengan fokus dengan yang baik atau fokus dengan yang buruk.
Karena pilihan itu dimulai dari kesadaran kita lalu mempengaruhi pikiran kita baru akhirnya akan termanifestasi.
Bagi yang sudah di dimensi di atas dimensi ke-3 (seperti dimensi ke-4, ke-5, dan seterusnya), maka manifestasi akan cepat sekali terwujud sesaat setelah dipikirkan.
Namun di dimensi ke-3 ini ada suatu sistem yang membuat manifestasinya membutuhkan waktu. Belum lagi dipengaruhi oleh kekuatan pikiran kita yang kemungkinan tidak fokusnya dan tidak yakinnya tinggi. Ditambah kadang harus bersinggungan dengan kehendak bebas orang lain, maka kesabaran dan keikhlasan sangatlah dibutuhkan.

Always remember you have FREE WILL. 
So CHOOSE everything WISELY~ (◦'⌣'◦)



No comments:

Post a Comment

LinkWithin

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...